test

Memaparkan catatan dengan label Eric Schmidt. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label Eric Schmidt. Papar semua catatan

Khamis, 16 Oktober 2014

Emel/Whatsapp : Remember, you’re a router - EricSchmidt

Saya terbaca artikel yang dipetik daripada buku HowGoogleWorks. , tentang bagaimana nak mengurus emel  oleh EricSchmidt.

Nampak macam lebih kurang berkait sedikit dengan
OK Google, sambung menaip..


Perkana no 3

When you open a new message, you have a few options: Read enough of it to realize that you don’t need to read it, read it and act right away, read it and act later, or read it later (worth reading but not urgent and too long to read at the moment). Choose among these options right away, with a strong bias toward the first two. Remember the old OHIO acronym: Only Hold It Once. If you read the note and know what needs doing, do it right away. Otherwise you are dooming yourself to rereading it, which is 100 percent wasted time.

If you do this well, then your inbox becomes a to‑do list of only the complex issues, things that require deeper thought (label these emails “take action,” or in Gmail mark them as starred), with a few “to read” items that you can take care of later.

Emel memang biasanya digunakan untuk ornag bekerja, jadi perlu ada pengurusan emel. Walaupun tak bekerja secara rasmi menggunakan emel, ada juga kerja bukan komersil.

Biasanya kita tak bersihkan inbox kita isih ikut mana yang patut.
Kita biarkan sahaja inbox penuh.

Jadi kita boleh asingkan perkara "panjang, tetapi menarik untuk dibaca, di satu tempat. Malam nanti duduk duduk boleh baca. Mana yang melibatkan pekerjaan, kena baca segera, balas segera.

Tetapi perkara sebegitu tak boleh digunakan di Whatsapp terutama Group.
Kita tak boleh nak asingkan ikut "nak baca kemudian", Sudah bercampur aduk dengan maklumat merepek.

Adakalanya posting whatsapp itu informatif tapi bukan nak kena baca segera sebab waktu bekerja.
Memang whatsapp untuk bekerja tak sesuai, melainkan semua ahli group memang tulis pendek-pendek dan benda penting.

Butang "Read Later" pun tak ada dalam Whatsapp.

Satu perkara menarik lagi ialah saranan.

5. Remember, you’re a router. When you get a note with useful information, consider who else would find it useful. At the end of the day, make a mental pass through the mail you received and ask yourself, “What should I have forwarded but didn’t?”

Memang kena batang hidung kaki forward,
Tak kiralah forawrd whatsapp, emel, sms, atau media sosial.

Biasanya orang suka forward bila ada kaundungan 'touching', rasa macam nak kena forward juga, bila hati tersentuh. Hati tersentuh tu umum. Adakalanya forward bila sedih, bila simpatu, bila terlalu suka, bila racist, bila menyampah, bila rasa takut orang termakan babi.

Zaman orang baru guna internet zaman mobile ini, memang kita banyak lihat, emel 90an kini diforward dalam bentuk whatsapp.

Gelaran untuk kaki forward adalah "Router" rupanya :)














Google+ Hasbullah Pit